Monday, February 1, 2021

Warna Merah Batik Lasem Susah Ditiru - Lifestyle Fashion

Batik lasem, yang merupakan hasil akulturasi budaya China dan Jawa, banyak menampilkan motif flora dan fauna seperti burung hong, naga, bunga peony, seruni, teratai, dan liong. Tambahan ornamen kawung, gunung ringgit, latohan, watu pecah atau watu krecak, dan parangan, menjadikannya corak khas batik lasem.

WARNA YANG BANYAK DIPAKAI DALAM CORAK MOTIF BATIK LASEM

Warna yang dominan terlihat adalah warna merah sogan khas Lasem, yang tidak bisa dibuat di daerah lain. Warna pendamping lainnya ada warna biru dan merah kehitaman yang memperindah tampilan kain panjang Lasem.

Motif Ayam Hutan dan Bunga Krisan (Seruni) tahun 1920
Sumber : Koleksi Pribadi Dian Cristanto, Pekalongan

Pada gambar di atas adalah kain batik dalam bentuk “sarung”, yang dibuat pada tahun 1920-an. Ragam hias yang tampak pada kain sarung di atas adalah ayam hutan yang mewakili unsur Cina, dengan diselingi oleh motif lung-lungan bunga seruni (krisan) yang melambangkan panjang umur bagi si pemakai, terdapat tumpal yang selalu ada pada sarung khas Jawa. Warna yang mendominasi adalah merah cerah yang sangat disukai orang-orang Cina. Warna merah ini melambangkan kegembiraan dan kesenangan. Merah memiliki sifat yang lelaki, berani dan gagah serta juga murni. Warna merah menjadi lambang kebajikan. Selain merah juga ada warna kuning, warna kuning juga dianggap bisa mengusir setan. Kuning melambangkan perempuan. Kalau orang melihat awan-awan kuning tandanya akan ada kemakmuran.


Unsur-unsur Jawa yang nampak selain bentuk tumpal pada gambar di atas juga terdapat motif-motif geometris seperti bujur sangkar. Kedua motif seperti tumpal dan bujur sangkar sudah menghiasi ragam hias batik klasik Jawa.

Motif Adek Baji tahun 1954
Sumber : Koleksi Pribadi Cik Kien, Lasem. Doc
Terdapat Motif Rajut Khas Jawa

Kain panjang pada gambar di atas merupakan kain batik Lasem yang dibuat pada tahun 1950-an. Motif ini dikenal dengan nama motif Adek Baji. Motif ini sudah menunjukkan unsur Cina yang terwakili dalam motif buketan bunga seruni sebagai wakil unsur budaya Cina. Motif adek baji sendiri tidak diketahui maknanya, karena sudah sangat jarang generasi yang masih memproduksi batik ini. Akibatnya, motif adek baji menjadi motif langka tetapi, kurang dipahami maknanya oleh masyarakat Cina Lase.

Baca Juga: Cerita Asal-Usul Batik Lasem, Batik Peranakan Masyarakat Cina di Lasem

Warna yang terlihat motif batik gambar di atas adalah warna hijau, magenta (pink tua), biru dan kuning. Warna-warna ini terlihat sangat indah dan cerah, merahnya juga bukan warna merah khas Lasem maupun khas Cina. Warna merahnya seperti warna pink, hijaunya juga cerah dan cantik, warna kuningnya lembut. Warna-warna ini ditempatkan pada komposisi yang tepat, sehingga melahirkan kombinasi yang serasi. Hal ini menunjukkan bahwa batik Cina bersifat dinamis yang terlihat dalam harmonisasi perubahan-perubahan warna yang lebih terbuka dan dapat memperkaya keindahan batik Lasem. Warna-warna batik Cina lebih didominasi oleh warna-warna khas pesisiran yang dikenal dengan keberanian dalam menuangkan warna-warna cerah.

Motif Pagi-Sore Sekar Jagat 4 Negerian Tahun 1960-an
Sumber : Koleksi Pribadi Cik Kien, Lasem. Doc
Terdapat Motif Seruni dan Kupu-kupu

Kain panjang pada gambar di atas dikenal dengan nama batik Pagi-Sore Sekar Jagat Empat Negrian. Motif pagi-sore memang pada saat ini lebih banyak peminatnya, meskipun bentuk ini lebih dikenal pada batik Indo. Namun batik Lasem klasik juga membuat motif ini karena memang permintaan pasar saat itu banyak yang menyukai motif pagi sore. Motif pagi sore lebih disukai karena bisa digunakan dua kali pemakaian. Dua sisi motif yang berbeda dapat digunakan pada pagi hari, dan sisi lain pada sore hari, ini membuat penggemar kain panjang semakin mengemarinya.


Motif yang memenuhi kain panjang diatas adalah motif sekar jagat. Sekar jagat dalam bahasa Jawa berasal dari kata “kar” yang berarti peta dan “jagat” yang berarti dunia. Jadi sekar jagat adalah motif peta dunia, namun dalam arti selanjutnya sekar jagat diartikan sebagai bunga yang beraneka ragam. Penggambaran motif sekar jagat dengan dua arti yang berbeda tersebut akhirnya digambarkan pada kain dengan motif bunga yang tidak beraturan, dengan perpaduan background bentuk-bentuk yang tidak geometris yang mewakili arti peta dunia. Perpaduan dua arti yang berbeda mengenai sekar jagat melahirkan motif batik yang sangat indah.

Untuk kata empat negrian dalam motif pada gambar ini menjelaskan tentang empat warna yang mendasari kain batik tersebut. Empat warna itu adalah warna Hijau, Kuning, Merah, dan ungu. Pembuatan motif kain batik menjadi lebih rumit karena menggunakan teknik empat kali babaran. Yang dimaksud dengan 4 kali babaran adalah dalam proses pembatikannya harus menerapkan empat kali proses pewarnaan.


Motif-motif yang terdapat pada kain panjang gambar di atas adalah motif kupu-kupu, bunga seruni dan isen-isen tumbuhan latohan khas Lasem. Motif kupu-kupu dan bunga seruni mewakili unsur Cina yang sama-sama memiliki arti memberikan umur panjang pada si pemakai. Bunga latohan mewakili unsur Jawa atau tanaman khas Lasem yang dijadikan pola isen-isen pada batik Lasem.

Pagi-Sore Sekar Jagat tahun 1960-an
Sumber : Koleksi Pribadi Cik Kien, Lasem. Doc
Terdapat Motif Seruni dan Merak

Gambar di atas juga dinamakan motif Pagi-sore Sekar Jagat empat negrian karena alasan yang sama dengan kain panjang pada gambar sebelumnya. Namun motif pada kain panjang pada gambar ini memiliki motif yang berbeda, yaitu bunga seruni dan burung merak yang mewakili budaya Cina. Bunga seruni melambangkan panjang umur dan burung merak melambangkan keindahan. Banyaknya bunga yang bertebaran diatas kain panjang diatas menunjukkan bahwa sekar jagat adalah penggambaran dari keanekaragaman bunga di dunia. Warna yang mendominasi pada batik kali ini adalah warna hijau, biru, ungu dan coklat. Warna-warna yang ditampilkan juga cerah dan lembut.

sumber: e-Journal Pendidikan Sejarah

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home