Monday, February 3, 2020

Pengertian Teater, Cara Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Seni Teater

Pementasan teater merupakan kerja kolektif yang melibatkan banyak orang. Dalam prosesnya, pementasan diproduksi melalui kolaborasi antara sutradara, pemain, dan tim artistik.

1. Sutradara
Sebagai pimpinan, sutradara bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses terciptanya pementasan. Meskipun dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dibantu oleh stafnya, sutradara tetap merupakan penanggung jawab utama. Untuk itu, sutradara dituntut mempunyai pengetahuan yang luas agar mampu mengarahkan pemain untuk mencapai kreativitas maksimal dan dapat mengatasi kendala teknis yang timbul dalam proses penciptaan.
Sebagai seorang pemimpin, sutradara harus mempunyai pedoman yang pasti sehingga bisa mengatasi kesulitan yang timbul. Menurut Harymawan ada beberapa tipe sutradara dalam menjalankan penyutradaraanya, yaitu:
  • Sutradara konseptor. Ia menentukan pokok penafsiran dan menyarankan konsep penafsiranya kepada pemain. Pemain dibiarkan mengembangkan konsep itu secara kreatif, tetapi juga terikat kepada pokok penafsiran tersebut.
  • Sutradara diktator. Ia mengharapkan pemain dicetak seperti dirinya sendiri, tidak ada konsep penafsiran dua arah. Ia mendambakan seni sebagai dirinya, sementara pemain dibentuk menjadi robot-robot yang tetap buta tuli.
  • Sutradara koordinator. Ia menempatkan diri sebagai pengarah atau polisi lalu lintas yang mengkoordinasikan pemain dengan konsep pokok penafsirannya.
  • Sutradara paternalis. Ia bertindak sebagai guru atau suhu yang mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh batin para anggotanya.Teater disamakan dengan padepokan sehingga pemain menjadi cantrik yang harus setia kepada sutradara.

2. Pemain
Pemain bertugas mentransformasikan naskah di atas panggung. Untuk itu, dibutuhkan pemain yang mampu menghidupkan tokoh dalam naskah lakon menjadi sosok yang nyata. Pemain adalah alat untuk memeragakan tokoh. Akan tetapi, ia bukan sekadar alat yang harus tunduk kepada naskah. Pemain mempunyai wewenang membuat refleksi dari naskah melalui dirinya. Agar bisa merefleksikan tokoh menjadi sesuatu yang hidup, pemain dituntut menguasai aspek-aspek pemeranan yang dilatihkan secara khusus. aspek-aspe tersebut adalah jasmani (tubuh/fisik), rohani (jiwa/ emosi), dan intelektual.

Memindahkan naskah lakon ke dalam panggung melalui media pemain bukanlah hal yang sederhana. Pemain tidak sekadar mengucapkan kata-kata yang ada dalam naskah lakon atau memperagakan keinginan penulis. Ia juga harus mempunyai karekterisasi tersendiri, yaitu menghidupkan bahasa kata (tulis) menjadi bahasa pentas (lisan).

Baca juga: Cara Mengeksplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir, dan Olah Suara dalam Teater

3. Tata Artistik
Tata artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari teater. Pertunjukan teater menjadi tidak utuh tanpa adanya tata artistik yang mendukungnya. Unsur artistik di sini meliputi tata panggung, tata busana, tata cahaya, tata rias, tata suara, tata musik yang dapat membantu pementasan menjadi sempurna sebagai pertunjukan. Unsur-unsur artistik menjadi lebih berarti apabila sutradara dan penata artistik mampu memberi makna kepada bagian-bagian tersebut sehingga unsur-unsur tersebut tidak hanya sebagai bagian yang menempel atau mendukung, tetapi merupakan kesatuan yang utuh dari sebuah pementasan.

Pakaian yang dikenakan oleh pemeran teater
merupakan bagian dari tata artistik


Berikut ini penjelasan mengenai bagian-bagian dari tata artistik:
  • Tata Panggung, Tata panggung adalah pengaturan sering di panggung selama pementasan berlangsung. Tujuannya tidak sekadar supaya permainan bisa dilihat penonton tetapi juga menghidupkan pemeranan dan suasana panggung.
  • Tata Cahaya, Tata cahaya atau lampu adalah pengaturan pencahayaan di daerah sekitar panggung yang fungsinya untuk menghidupkan permainan dan suasana lakon yang dibawakan sehingga menimbulkan suasana istimewa.
  • Tata Musik, Tata musik adalah pengaturan musik yang mengiringi pementasan teater yang berguna untuk memberi penekanan pada suasana permainan dan mengiringi pergantian babak dan adegan.
  • Tata Suara, Tata suara adalah pengaturan keluaran suara yang dihasilkan dari berbagai macam sumber bunyi seperti suara aktor, efek suasana, dan musik. Tata suara diperlukan untuk menghasilkan harmoni.
  • Tata Rias dan Tata Busana, Tata rias dan tata busana adalah pengaturan rias dan busana yang dikenakan pemain. Gunanya untuk menonjolkan watak peran yang dimainkan, dan bentuk fisik pemain bisa terlihat jelas penonton.
Demikian artikel Cara Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Berteater, semoga dapat bermanfaat buat anda.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home