Friday, February 12, 2021

3 Bentuk Objek Gambar Ilustrasi

Ilustrasi berasal dari bahasa Latin Illustrare, yang berarti menjelaskan atau menerangkan, dengan demikian gambar ilustrasi diartikan sebagai gambar yang bersifat sekaligus berfungsi untuk menerangkan sesuatu peristiwa. Ada pula yang mengatakan ilustrasi berasal dari kata ilusi, yang artinya gambaran angan-angan yang menyerupai hiasan belaka. Hal ini merupakan pengantar atau pelengkap suatu tujuan untuk membantu seseorang agar lebih mudah dan lebih cepat memahami apa yang dimaksud. Gambar ilustrasi merupakan karya seni rupa dua dimensi yang bertujuan untuk memperjelas suatu pengertian.

Baca Juga: Macam Jenis Gambar Ilustrasi

Berikut ini merupakan bentuk objek gambar ilustrasi.

1) Manusia

Menggambar ilustrasi manusia diperlukan pemahaman dan penguasaan proporsi dan anatomi tubuh manusia, baik tubuh manusia dewasa maupun anak-anak. Proporsi adalah Perbandingan bagian perbagian atau bagian dengan keseluruhan. Anatomi adalah kedudukan susunan tulang dan otot yang menentukan besar kecil, cekung cembung (menonjol tidaknya) tubuh manusia yang menentukan bentuk keseluruhan tubuh.

Gambar Ilustrasi Manusia

Baca Juga: Unsur-Unsur dalam Menggambar

2) Hewan

Menggambar ilustrasi binatang tidak berbeda jauh dengan menggambar ilustrasi manusia, yaitu harus menguasai proporsi dan anatominya. Jenis dan bentuk binatang dapat dikelompokkan menjadi binatang darat, udara dan laut.

Gambar Ilustrasi Hewan

Baca Juga: Cara Menggambar dengan Cat Air Mudah, Peralatan, Teknik, Media dan Objek Menggambar dengan Cat Air

3) Tumbuhan

Menggambar ilustrasi tumbuhan yang beranekaragam jenisnya memiliki dua cara, yaitu menggambar tumbuhan secara sederhana dan lengkap. Cara menggambar ilustrasi tumbuhan secara sederhana, tumbuhan tidak digambar secara detail, tetapi hanya berupa kesan bentuk tumbuhan. Menggambar secara lengkap, ilustrasi tumbuhan digambar dengan detail dan cermat bagian-perbagiannya.

Gambar Ilustrasi Tumbuhan

sumber: modul seni budaya smp/mts kelas 8

Labels:

Prinsip Berkarya Seni Rupa - Penjelasan dan Gambar Lengkap

Berkarya seni rupa merupakan kegiatan yang diawali dengan menentukan objek karya yang akan dibuat. objek karya dapat berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan kumpulan benda-benda yang disusun sesuai dengan komposisi, proporsi, keseimbangan, dan irama yang baik sehingga gambar memiliki satu kesatuan yang utuh.

Baca Juga: Unsur-Unsur Visual Seni Rupa

Prinsip-Prinsip Berkarya Seni Rupa

Proses berkarya seni rupa memerlukan pengamatan yang baik pada objek yang akan dibuat karya. Pengamatan ini sangat penting supaya karya dapat terlihat baik, menarik, dan memiliki keindahan. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam berkarya seni rupa adalah komposisi, proporsi, keseimbangan, dan kesatuan. Prinsip-prinsip berkarya seni rupa adalah sebagai berikut:

1) Komposisi

Komposisi adalah menyusun unsur-unsur rupa sehingga menjadi susunan yang bagus, teratur, dan serasi. Komposisi merupakan cara menyusun dan mengatur objek yang digunakan sebagai bahan untuk berkarya sehingga hasil karya tampak menarik dan indah. Komposisi dapat dibuat melalui bentuk, warna, jenis objek dan latar belakang. Beberapa contoh bentuk komposisi dapat dilihat pada pola yang disusun sebagai berikut.

Baca Juga: Teknik Mengolah Unsur Visual Seni Rupa

a) Komposisi Simetris, Benda atau model yang menjadi objek karya diletakkan pada posisi seimbang antara sebelah kiri dan sebelah kanannya dan memiliki keseimbangan benda yang sama dalam bentuk dan ukurannya.

Gambar Komposisi Simetris

b) Komposisi Asimetris, Pada posisi asimetris, benda diletakkan dalam posisi tidak sama baik dalam posisi maupun ukurannya namun demikian masih tetap memperhatikan proporsi, keseimbangan, dan kesatuan antar benda.

Gambar Komposisi Asimetris

c) Komposisi Sentral, Pusat perhatian benda atau objek karya terletak di tengah-tengah bidang untuk karya. Penempatan model diatur sesuai dengan proporsi bentuk model dan diatur seimbang dan memiliki kesatuan antar benda.

Gambar Komposisi Sentral

Baca Juga: Membuat Nirmana Unsur-Unsur Seni Rupa

2) Proporsi

Proporsi adalah perbandingan yang ideal dan harmonis antara bagian-bagian benda yang menjadi objek karya yang dapat diamati. Proporsi menjadi bagian penting dalam berkarya seni rupa, tanpa adanya proporsi maka karya tidak akan terlihat indah atau bisa juga disebut proporsi merupakan komponen yang harus dipenuhi dalam berkarya seni rupa.

Gambar Proporsi

3) Keseimbangan

Keseimbangan merupakan prinsip dalam menggambar yang artinya adalah keselarasan antara bidang gambar, objek gambar, dan gambar yang dihasilkan. Keseimbangan hasil gambar model dapat diperoleh dengan cara membuat skala, memberi efek perspektif pada objek gambar dan sudut pandang penggambar.

Gambar Keseimbangan

4) Kesatuan

Kesatuan merupakan suatu penggambaran objek yang memberikan kesan adanya kesatuan unsur-unsur yang terpadu. Kesatuan artinya keterpaduan dari bagian-bagian gambar, tidak terkesan terbelah atau terpisah.

Gambar Kesatuan (semua objek karya tentang alam)
Lukisan Karya Robert Santari (Seniman Naturalisme dari Tuban - Jawa Timur)

sumber: modul seni budaya untuk smp/mts kelas 8

Labels:

Membuat Nirmana Unsur-Unsur Seni Rupa

Kehadiran seni dalam kehidupan manusia telah ada sejak manusia lahir, dengan demikian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari seni. Misalnya, dalam memilih pakaian, sepatu, perabot rumah tangga, mobil, rumah, dan lain sebagainya. Dalam memilih tersebut manusia tentu memperhitungan berbagai aspek, seperti: warna, motif, bentuk, fungsi, komposisi, estetik, dan lain-lain.

Baca Juga: Pengertian Warna, Dimensi Warna Hue Ragam Warna Primer, Sekunder, Tersier, Dimensi Warna Value Terang Gelap Warna, Dimensi Intensity Saturation Cerah Suram Warna

Dari hal tersebut di atas manusia sebelum berkarya seni rupa, sudah seharusnya mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam karya yang akan dibuat tersebut. Secara umum, unsur-unsur seni rupa meliputi titik, garis, warna, bidang, ruang dan tekstur. Jika unsur-unsur tersebut berdiri sendiri-sendiri kadang-kadang tidak memiliki makna. Dalam seni rupa kadang mendengar istilah nirmana, apa sebenarnya nirmana tersebut?. Nirmana merupakan kegiatan pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seni rupa seperti titik, garis, warna, bidang, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra (dua dimensi) dan trimatra (tiga dimensi) yang harus mempunyai nilai keindahan. Nirmana (rupa dasar) merupakan ilmu yang mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan persepsi, ruang, bentuk, warna, dan bahan berwujud dua dimensi atau tiga dimensi. Unsur dasar bentuk dua dimensi adalah segitiga, segi empat, lingkaran, dan bentuk organik, sedangkan unsur dasar bentuk tiga dimensi adalah balok, prisma, bola, dan wujud tak beraturan.

Baca Juga: Macam-Macam Kombinasi Warna, Komposisi Warna Komplementer, Komposisi Warna Panas dan Warna Dingin, Komposisi Warna Monokromatik, Komposisi Warna Analogus

Unsur penciptaan rupa yang utama adalah gambar, melalui gambar manusia dapat menuangkan imajinasi atau gagasan kreatifnya. Gambar merupakan “bahasa” yang universal. Gambar telah menjadi alat komunikasi selama berabad-abad, bahkan hingga kini di era modern. Gambar memiliki fungsi yang sangat beragam, untuk mewujudkan sebuah gambar agar berfungsi diperlukan unsur-unsur seni rupa yang dapat dipahami semua orang.

Baca Juga: Arti Warna dalam Ilmu Tata Ruang Cina atau Arti Warna Menurut Fengshui

Unsur-Unsur Seni Rupa Ada beberapa unsur yang menjadi dasar terbentuknya wujud seni rupa, yaitu : titik, garis, bidang, bentuk, warna, dan tekstur.

  1. Titik
    Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar (esensial), dari sebuah titik dapat dikembangkan menjadi garis atau bidang. sebuah gambar dalam bidang gambar akan berawal dari sebuah titik dan berhenti pada sebuah titik juga.
    Gambar Titik

  2. Garis
    Garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,rangkaian masa dan warna. Garis bisa panjang, pendek, tebal, tipis, lurus, melengkung, berombak, vertikal, horizontal, diagonal, patah-patah, putusputus, dan sebagainya. Berbagai macam garis tersebut memiliki karateristik yang berbeda-beda.seperti; keras, kokoh, stabil, lembut, dinamis, gerak, dan masih banyak lagi. Dengan media garis ini dapat dibuat tulisan, gambar, coretan, simbol, dan lain-lain, sehingga garis menjadi unsur utama dalam seni rupa.
    Gambar Garis

  3. Bidang
    Bidang merupakan suatu area yang dibuat oleh garis, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas serta mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Bentuk bidang sangat bervariaisi, dapat geometris, organis, bersudut, tak teratur, dan bulat. Bidang-bidang yang datar tersebut apabila disusun seolah-olah membentuk kesan tiga dimensi.
    Gambar Bidang

  4. Bentuk
    Titik, garis, atau bidang akan menjadi bentuk apabila terlihat. Sebuah titik betapapun kecilnya pasti mempunyai raut, ukuran, warna, dan tekstur.
    Bentuk ada dua macam, yaitu:
    • Bentuk dua dimensi yang memiliki dimensi panjang dan lebar
    • Bentuk tiga dimensi yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan tebal/volume.
    Gambar Bentuk

  5. Warna
    Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata, oleh karena itu warna tidak akan terbentuk jika tidak ada cahaya.
    Secara umum warna dapat digolongkan menadi tiga kelompok utama, yaitu:
    1). Warna primer: warna pokok yang tidak bisa dihasilkan dari warna yang lain, contoh: merah, biru, dan kuning
    2). Warna sekunder: warna hasil campuran yang seimbang antara warna primer dengan warna primer, contoh:
    • warna ungu (violet) campuran merah dan biru,
    • warna orange campuran warna merah dan kuning, dan
    • warna hijau campuran warna kuning dan biru.
    3). Warna tersier: merupakan hasil campuran warna sekunder dengan warna primer, contoh:
    • warna merah ungu campuran warna merah dengan ungu
    • warna ungu biru campuran warna ungu dengan biru
    • warna hijau biru campuran warna hijau dengan biru
    • warna kuning hijau campuran warna kuning dengan hijau
    • warna orange kuning campuran warna orange dengan kuning
    • warna merah orange campuran warna merah dengan orange
    Disamping itu juga dikenal dengan istilah warna komplementer, yaitu dua warna yang terletak tepat berseberangan atau berhadapan pada garis lurus yang ditarik melalui titik pusat lingkaran warna.
    Beberapa warna komplementer:
    • Warna merah komplemen dengan warna hijau
    • Warna kuning komplemen dengan warna ungu (violet)
    • Warna biru komplemen dengan warna orange

    Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi :
    a. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu
    warna, seperti merah, biru, hijau dsb.
    b. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna.
    Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
    c. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang
    berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
  6. Tekstur
    Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan baik nyata maupun semu, bisa halus, kasar, licin, dan sebagainya.
    Berdasarkan hubungannya dengan indera penglihatan, tekstur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
    a. Tekstur nyata, yaitu tekstur yang jika diraba maupun dilihat secara fisik tersa kasar dan halusnya.
    b. Tekstur semu, yaitu tekstur yang tidak memiliki kesan yang sama antara yang dilihat dan diraba. Tekstur semu terjadi karena kesan perspektif dan gelap terang.
    Gambar Tekstur

sumber: bse kriya keramik untuk smk jilid 1

Labels:

Thursday, February 4, 2021

Teori Warna Menurut Brewster, Moses Harris, Von Goethe, Philip Otto Runge, Edward Hering, Odgen Roods

Warna menjadi bagian kehidupan manusia sehari-hari dan teraplikasikan dalam berbagai perabot, pakaian, rumah, makanan dan lingkungan. Warna merupakan unsur dalam seni rupa yang sangat penting dan telah diakui sebagai salah satu wujud keindahan yang dapat dilihat oleh mata manusia. Warna yang terlihat oleh mata adalah hasil pembiasan cahaya pada prismatic yang menimbulkan spectrum warna seperti yang terlihat pada pelangi. Bila tidak ada cahaya, maka tidak akan terbentuk warna.

Baca Juga: Pengertian Warna, Dimensi Warna Hue Ragam Warna Primer, Sekunder, Tersier, Dimensi Warna Value Terang Gelap Warna, Dimensi Intensity Saturation Cerah Suram Warna

Salah satu teori warna yang terkenal adalah lingkaran warna yang diciptakan oleh Moses Harris pada tahun 1766 yang dirangkum dari warna primer (merah, kuning, biru). Pada tahun 1793 Johann Wolfgang von Goethe dan Philip Otto Runge tahun 1810 menciptakan teori warna berdasarkan lingkaran warna tiga dimensional.

Lingkaran warna Moses Harris

Lingkaran warna Von Goethe

Lingkaran warna Philip Otto Runge


Teori warna juga diciptakan oleh Edward Hering pada tahun 1878 dan Odgen Roods pada tahun 1879 yang berpedoman pada warna dasar merah, hijau, dan biru. Edward Hering dikenal sebagai seorang ahli psikologi yang banyak mengkaji warna dari sudut persepsi manusia, sedangkan Odgen Roods adalah seorang ahli fisika yang mengkaji warna dari aspek fisika.

Lingkaran warna Edward Hering

Lingkaran warna Odgen Roods

Teori warna yang dikemukakan oleh Brewster, menyebutkan bahwa warna dapat digolongkan dalam tiga kelompok utama, yaitu:


1) Warna primer atau warna utama yang terdiri dari warna merah, biru, dan kuning.
2) Warna sekunder atau warna campuran dari warna primer secara seimbang yang terdiri dari warna hijau (kuning dicampur biru), ungu (merah dicampur biru) dan orange (merah dicampur kuning).
3) Warna tersier adalah warna hasil percampuran warna sekunder secara seimbang.

Warna Primer

Warna Sekunder

Warna Tersier

Selain teori dasar tentang warna di atas, ada juga aplikasi warna untuk mencapai tingkat harmonisasi rupa. Harmoni warna terjadi dengan baik bila mempertimbangkan aspek keseimbangan, keteraturan, dan kekontrasan antara dua atau lebih jenis warna yang didekatkan satu sama lain. Aplikasi warna disebut warna komplementer.


Warna komplementer terjadi karena warna yang berseberangan. Warna komplementer yang ekstrim yaitu warna yang berseberangan secara ekstrim, misalnya hijau dan merah. Warna komplementer terpisah yaitu warna komplementer yang berdekatan, misalnya kuning dan ungu. Warna analogus yaitu warna yang berdekatan, misalnya kuning dan hijau.

Warna Analogus

Warna komplementer ekstrim

Warna komplementer terpisah

sumber: bse dasar artistik 1 smk kelas x semester 1

Labels:

Tuesday, February 2, 2021

Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik Tulis | 4 Jenis Canting Menurut Fungsinya

Klasifikasi canting menurut fungsi tulisnya ada beebrapa jenis, Jenis canting tulis menurut fungsinya diantaranya adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik Tulis | 8 Jenis Malam dan 7 Macam Jenis Canting

  1. Canting tulis klowong. Canting ini digunakan untuk membatik bagian-bagian yang sudah merupakan bentuk pokok dari pola. Berikut gambar canting tulis klowong:
  2. Canting tulis cecek. Canting tulis cecek digunakan untuk membuat cecek (titik-titik) dalam isen-isen. Cucuk dari canting ini bentuknya lebih kecil daripada canting klowong. Berikut gambar canting tulis cecek:
  3. Canting tulis isen. Canting isen digunakan untuk membatik bagian isen atau isian pada motif. Besar cucukan canting ini antara canting klowong dan canting cecek. Berikut gambar canting tulis isen:
  4. Canting tulis tembokan. Digunakan untuk menutup bidang yang lebar pada motif maupun pada bidang luar motif. Lubang cucuk canting adalah yang paling besar. Pada cucuk canting ini biasanya juga dibalutkan kain yang disebut penasar, cara kerjanya seperti kuas. Berikut gambar canting tulis tembokan:


GAWANGAN
Gawangan adalah perkakas yang dipergunakan untuk menggantung dan mengembangkan kain yang sedang dibalik. Umumnya gawangan terbuat dari kayu dan bambu. Ukuran panjang melebihi lebar kain batik + 125 cm. Tinggi rendah gawangan disesuaikan dengan tinggi rendah tempat duduk dan posisi duduk pembatik. 


KOMPOR KECIL
Alat perapian yang digunakan untuk mencairkan malam, mudah dinyalakan karena mudah dibesar dan dikecilkan, terbuat darilogam.

WAJAN KECIL
Digunakan untuk tempat mencairkan malam. Wajan yang baik digunakan untuk batik terbuat dari logam baja/besi dan bertangkai karena mudah untuk diangkat dan diturunkan dari perapian.

MASKER
Digunakan pada saat berada di tempat mencairkan malam. Bahan yang digunakan dari kain yang mudah dicuci.

IJUK
Digunakan untuk membersihkan cucuk canting yang tersumbat. Sifatnya keras, mudah patah, bahan pembuat sapu.

SEPOTONG LOGAM/PISAU
Digunakan untuk ngejos (Jawa) yaitu menghilangkan tetesan lilin yang tidak pada tempatnya. Caranya, kain yang terkena tetesan malam diberi air, kemudian dihapus dengan logam/pisau yang dipanaskan sehingga malam akan lepas karena pengaruh panas logam/pisau.
Baca Juga: Cerita Asal-Usul Batik Lasem, Batik Peranakan Masyarakat Cina di Lasem

sumber: modul cara pembuatan batik tulis smk

Labels:

Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik Tulis | 8 Jenis Malam dan 7 Macam Jenis Canting

BAHAN MEMBUAT BATIK TULIS

Bahan pokok yang digunakan untuk mencanting adalah kain dan lilin atau malam. Kain yang digunakan untuk membuat batik tulis adalah kain prima. Untuk sifat kain prima telah diuraikan pada modul sebelumnya. Lilin atau malam adalah bahan yang dipakai untuk menutup permukaan kain menurut gambar motif batik, sehingga permukaan yang tertutup tersebut menolak atau resist terhadap warna yang diberikan pada kain tersebut.

Jenis lilin atau malam dapat digolongkan menjadi 8 (delapan) golongan, yaitu:

  1. Lilin tawon. Sifat-sifat tawon adalah warna kuning suram, mudah meleleh dan titik lelehnya rendah (590 C), mudah melekat pada kain, tahan lama, tak berubah oleh perubahan iklim, dan mudah lepas pada lorodan air panas. Fungsi lilin tawon adalah sebagai bahan campuran lilin batik.
  2. Lilin Gondorukem. Sifat lilin gondorukem jika dipanaskan lama menjadi encer atau meleleh, jika sudah encer lebih mudah menembus kain, jika telah melekat dan membeku pada kain mudah patah, tidak tahan terhadap larutan alkali, titik lelehnya 700 C - 800 C. Fungsi lilin gondorukem adalah sebagai bahan campuran lilin batik agar lilin tersebut menjadi lebih keras, tidak cepat membeku sehingga bentuk lilin batik menjadi baik.
  3. Lilin damar mata kucing. Sifat lilin damar mata kucing adalah sukar meleleh, lekas membeku, tahan terhadap larutan alkali. Fungsi lilin damar mata kucing adalah bahan campuran lilin agar lilin batik dapat membentuk bekas atau garis-garis lilin yang baik.
  4. Lilin parafin. Sifat lilin paraffin adalah mempunyai daya tolak tembus basah yang baik, mudah encer dan mudah beku, daya lekat kecil dan mudah lepas, titik leleh rendah, parafin kuning maupun putih titik lelehnya 600 C, tahan terhadap larutan alkali. Fungsi dari lilin parafin adalah sebagai bahan campuran lilin klowong maupun tembok terutama untuk batik kasar.
  5. Lilin mikrowax. Sifat dari lilin mikrowax adalah titik lelehnya di bawah titik didih air yaitu 700 C, lama menjadi encer, mudah lepas dalam rendaman air, sukar menembus kain, tahan terhadap larutan alkali. Fungsi dari lilin mikrowax adalah bahan campuran lilin klowong atau tembok untuk kualitas batik halus.
  6. Lilin Kendal. Sifat lilin kendal adalah mudah menjadi encer, titik lelehnya rendah 450 C - 490 C. Fungsi dari lilin Kendal adalah bahan campuran lilin batik meskipun dalam jumlah kecil karena dengan titik leleh yang rendah akibatnya mudah lemas.
  7. Lilin tembokan. Sifat dari lilin tembokan yaitu lekat dan tidak mudah pecah maka sukar dihilangkan. Fungsi lilin tembokan adalah menutup permukaan mori agar tidak kemasukan warna (menembok) pada bagian tertentu.
  8. Lilin klowong. Sifat dari lilin klowong adalah tidak terlalu lengket atau lekat sehingga mudah digunakan pada batik tulis, mudah pecah bila dibandingkan dengan lilin tembokan. Fungsi lilin klowong adalah untuk reng-rengan dan nerusi dalam proses batik.

ALAT MEMBUAT BATIK TULIS
Peralatan yang digunakan dalam membatik antara lain:

A. CANTING
Canting adalah alat pokok untuk membatik yang menentukan apakah hasil pekerjaan itu dapat disebut batik. Canting digunakan untuk menulis (melukis) cairan malam membuat motif-motif yang diinginkan.
Sifat dari canting adalah terbuat dari tembaga, ringan, mudah dilenturkan, kuat meskipun tipis.

Bentuk dan bagian-bagian canting.
  1. Gagang terong, yaitu tangkai canting yang terletak pada bagian belakang untuk ditancapkan pada tangkai yang sebenarnya dan umumnya terbuat dari bambu.
  2. Nyamplungan, yaitu badan utama canting dan berbentuk oval agak pipih. Fungsinya untuk menciduk dari tempat cairan malam. Dinamakan nyamplungan karena bentuk dan besarnya menyerupai nyamplung yaitu nama buah-buahan.
  3. Carat/cucuk. Carat atau cucuk terletak pada bagian paling depan dan berbentuk seperti pipa melengkung. Fungsinya untuk jalan keluarnya cairan malam.
Carat atau cucuk canting

Menurut besar kecilnya cucuk canting dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) canting cucuk/carat kecil, (2) canting cucuk/carat sedang, dan (3) canting ucuk/carat besar.


BERDASARKAN JUMLAH CARAT/CUCUK, CANTING DIBAGI MENJADI 7
Canting menurut jumlah carat/cucuk dibedakan menjadi 7 (tujuh), yaitu:
  1. Canting cecekan. Canting cecekan bercucuk satu, kecil. Guna canting cecekan untuk membuat titik-titik kecil (Jawa: cecek) atau garis-garis kecil. Aktivitas membuat titik-titik dengan canting cecekan disebut nyeceki. Berikut gambar canting cecekan:
  2. Canting loron. Loron berasal dari kata loro yang berarti dua. Canting ini bercucuk dua, berjajar atas dan bawah digunakan untuk membuat garis rangkap atau titik dua. Berikut gambar canting loron:
  3. Canting telon. Telon berasal dari kata telu berarti tiga. Canting bercucuk tiga dengan susunan bentuk segi tiga yang terdiri dari tiga titik. Berikut gambar canting telon:
  4. Canting prapatan. Prapatan dari kata papat yang berarti empat. Canting bercucuk empat digunakan untuk membuat empat buah titik yang membentuk bujur sangkar dan sebagai pengisi bidang. Berikut gambar canting prapatan:
  5. Canting liman. Liman dari kata lima yang berarti lima. Canting ini bercucuk lima untuk bujur sangkar yang dibentuk oleh empat buah titik dan sebuah titik di tengahnya. Berikut gambar canting liman:
  6. Canting byok. Canting bercucuk tujuh atau lebih digunakan untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri titik-titik sesuai dengan banyaknya cucuk atau besar kecilnya lingkaran. Canting byok biasanya bercucuk ganjil. Berikut gambar canting byok:
  7. Canting renteng atau galaran. Galaran berasal dari kata galar yaitu alas tempat tidur yang terbuat dari bambu dan dicacah membujur. Renteng adalah rangkaian sesuatu yang berjejer. Canting galaran dan renteng selalu bercucuk genap biasanya paling banyak enam buah tersusun dari bawah ke atas. Berikut gambar canting renteng:
Baca Juga: Mengenal Ragam Motif Batik Populer Indonesia | Motif dan Isen Sebagai Pelengkap Batik

sumber: modul cara pembuatan batik tulis smk

Labels:

Monday, February 1, 2021

Warna Merah Batik Lasem Susah Ditiru - Lifestyle Fashion

Batik lasem, yang merupakan hasil akulturasi budaya China dan Jawa, banyak menampilkan motif flora dan fauna seperti burung hong, naga, bunga peony, seruni, teratai, dan liong. Tambahan ornamen kawung, gunung ringgit, latohan, watu pecah atau watu krecak, dan parangan, menjadikannya corak khas batik lasem.

WARNA YANG BANYAK DIPAKAI DALAM CORAK MOTIF BATIK LASEM

Warna yang dominan terlihat adalah warna merah sogan khas Lasem, yang tidak bisa dibuat di daerah lain. Warna pendamping lainnya ada warna biru dan merah kehitaman yang memperindah tampilan kain panjang Lasem.

Motif Ayam Hutan dan Bunga Krisan (Seruni) tahun 1920
Sumber : Koleksi Pribadi Dian Cristanto, Pekalongan

Pada gambar di atas adalah kain batik dalam bentuk “sarung”, yang dibuat pada tahun 1920-an. Ragam hias yang tampak pada kain sarung di atas adalah ayam hutan yang mewakili unsur Cina, dengan diselingi oleh motif lung-lungan bunga seruni (krisan) yang melambangkan panjang umur bagi si pemakai, terdapat tumpal yang selalu ada pada sarung khas Jawa. Warna yang mendominasi adalah merah cerah yang sangat disukai orang-orang Cina. Warna merah ini melambangkan kegembiraan dan kesenangan. Merah memiliki sifat yang lelaki, berani dan gagah serta juga murni. Warna merah menjadi lambang kebajikan. Selain merah juga ada warna kuning, warna kuning juga dianggap bisa mengusir setan. Kuning melambangkan perempuan. Kalau orang melihat awan-awan kuning tandanya akan ada kemakmuran.


Unsur-unsur Jawa yang nampak selain bentuk tumpal pada gambar di atas juga terdapat motif-motif geometris seperti bujur sangkar. Kedua motif seperti tumpal dan bujur sangkar sudah menghiasi ragam hias batik klasik Jawa.

Motif Adek Baji tahun 1954
Sumber : Koleksi Pribadi Cik Kien, Lasem. Doc
Terdapat Motif Rajut Khas Jawa

Kain panjang pada gambar di atas merupakan kain batik Lasem yang dibuat pada tahun 1950-an. Motif ini dikenal dengan nama motif Adek Baji. Motif ini sudah menunjukkan unsur Cina yang terwakili dalam motif buketan bunga seruni sebagai wakil unsur budaya Cina. Motif adek baji sendiri tidak diketahui maknanya, karena sudah sangat jarang generasi yang masih memproduksi batik ini. Akibatnya, motif adek baji menjadi motif langka tetapi, kurang dipahami maknanya oleh masyarakat Cina Lase.

Baca Juga: Cerita Asal-Usul Batik Lasem, Batik Peranakan Masyarakat Cina di Lasem

Warna yang terlihat motif batik gambar di atas adalah warna hijau, magenta (pink tua), biru dan kuning. Warna-warna ini terlihat sangat indah dan cerah, merahnya juga bukan warna merah khas Lasem maupun khas Cina. Warna merahnya seperti warna pink, hijaunya juga cerah dan cantik, warna kuningnya lembut. Warna-warna ini ditempatkan pada komposisi yang tepat, sehingga melahirkan kombinasi yang serasi. Hal ini menunjukkan bahwa batik Cina bersifat dinamis yang terlihat dalam harmonisasi perubahan-perubahan warna yang lebih terbuka dan dapat memperkaya keindahan batik Lasem. Warna-warna batik Cina lebih didominasi oleh warna-warna khas pesisiran yang dikenal dengan keberanian dalam menuangkan warna-warna cerah.

Motif Pagi-Sore Sekar Jagat 4 Negerian Tahun 1960-an
Sumber : Koleksi Pribadi Cik Kien, Lasem. Doc
Terdapat Motif Seruni dan Kupu-kupu

Kain panjang pada gambar di atas dikenal dengan nama batik Pagi-Sore Sekar Jagat Empat Negrian. Motif pagi-sore memang pada saat ini lebih banyak peminatnya, meskipun bentuk ini lebih dikenal pada batik Indo. Namun batik Lasem klasik juga membuat motif ini karena memang permintaan pasar saat itu banyak yang menyukai motif pagi sore. Motif pagi sore lebih disukai karena bisa digunakan dua kali pemakaian. Dua sisi motif yang berbeda dapat digunakan pada pagi hari, dan sisi lain pada sore hari, ini membuat penggemar kain panjang semakin mengemarinya.


Motif yang memenuhi kain panjang diatas adalah motif sekar jagat. Sekar jagat dalam bahasa Jawa berasal dari kata “kar” yang berarti peta dan “jagat” yang berarti dunia. Jadi sekar jagat adalah motif peta dunia, namun dalam arti selanjutnya sekar jagat diartikan sebagai bunga yang beraneka ragam. Penggambaran motif sekar jagat dengan dua arti yang berbeda tersebut akhirnya digambarkan pada kain dengan motif bunga yang tidak beraturan, dengan perpaduan background bentuk-bentuk yang tidak geometris yang mewakili arti peta dunia. Perpaduan dua arti yang berbeda mengenai sekar jagat melahirkan motif batik yang sangat indah.

Untuk kata empat negrian dalam motif pada gambar ini menjelaskan tentang empat warna yang mendasari kain batik tersebut. Empat warna itu adalah warna Hijau, Kuning, Merah, dan ungu. Pembuatan motif kain batik menjadi lebih rumit karena menggunakan teknik empat kali babaran. Yang dimaksud dengan 4 kali babaran adalah dalam proses pembatikannya harus menerapkan empat kali proses pewarnaan.


Motif-motif yang terdapat pada kain panjang gambar di atas adalah motif kupu-kupu, bunga seruni dan isen-isen tumbuhan latohan khas Lasem. Motif kupu-kupu dan bunga seruni mewakili unsur Cina yang sama-sama memiliki arti memberikan umur panjang pada si pemakai. Bunga latohan mewakili unsur Jawa atau tanaman khas Lasem yang dijadikan pola isen-isen pada batik Lasem.

Pagi-Sore Sekar Jagat tahun 1960-an
Sumber : Koleksi Pribadi Cik Kien, Lasem. Doc
Terdapat Motif Seruni dan Merak

Gambar di atas juga dinamakan motif Pagi-sore Sekar Jagat empat negrian karena alasan yang sama dengan kain panjang pada gambar sebelumnya. Namun motif pada kain panjang pada gambar ini memiliki motif yang berbeda, yaitu bunga seruni dan burung merak yang mewakili budaya Cina. Bunga seruni melambangkan panjang umur dan burung merak melambangkan keindahan. Banyaknya bunga yang bertebaran diatas kain panjang diatas menunjukkan bahwa sekar jagat adalah penggambaran dari keanekaragaman bunga di dunia. Warna yang mendominasi pada batik kali ini adalah warna hijau, biru, ungu dan coklat. Warna-warna yang ditampilkan juga cerah dan lembut.

sumber: e-Journal Pendidikan Sejarah

Labels:

Mengenal Batik Tiga Negeri Lasem yang Punya Motif Unik

 Batik Lasem kuno/klasik diakui keberadaanya sampai saat ini antara lain berupa kain panjang atau kain sarung dengan “tumpal” dimana pada motifnya terdapat campuran motif-motif Cina, motif Jawa (Keraton), dan gaya pesisiran. Motif gaya Cina terdapat pada ragam hias burung Phoeniks, kupu-kupu, dan bentuk-bentuk tumbuhan (Bungan empat musim yang dipercaya oleh masyarakat Cina). Sedangkan yang mewakili motif keraton seperti garuda, lereng, kawung, dan lain sebagainya. Pengaruh pesisir nampak pada warna-warna cerah yang ditampilkan.

Baca Juga: Cerita Asal-Usul Batik Lasem, Batik Peranakan Masyarakat Cina di Lasem

PERKEMBANGAN MOTIF BATIK LASEM CINA PERANAKAN TAHUN 1900-1960

Batik Lasem yang dikenal dengan suatu hasil kebudayaan campuran antara Cina-Jawa, yang memiliki sebuah keharmonisan yang indah dan memiliki nilai jual yang tinggi akan ditampilkan pada gambar-gambar di bawah ini :

 Motif bunga Delima tahun 1800-an
Sumber : Koleksi pribadi Cik Kien, Lasem.doc

Sebelum tahun 1900 motif batik Lasem dapat terlihat pada gambar di atas, pada kain sarung di atas tampak motif Cina yang mendominasi pada motif kain maupun pewarnaannya. Motif yang terdapat pada kain sarung adalah motif bunga delima yang melambangkan budaya Cina kesuburan, karena delima akan memiliki buah yang memiliki banyak biji, biji-biji tersebut akan memunculkan kehidupan baru. Karena itulah delima dijadikan sebagai lambing kesuburan dalam budaya Cina. Sedangkan untuk warna yang dominan pada kain sarung diatas adalah warna merah cerah yang mewakili warna kesukaan bagi orang-orang Cina. Warna merah bagi orang Cina melambangkan keberanian, sifat laki-laki yang gagah dan murni.

Baca Juga: Batik, Perbedaan Batik Pesisir dan Batik Keraton | Batik Lasem Batik Pesisiran Asli Jawa Tengan

Pada kain sarung di atas mewakili budaya Jawa hanya terdapat pada ragam hias tumpal yang memang harus ada pada kain sarung. Hiasan yang terdapat pada tumpal juga tidak mewakili budaya Jawa, karena keseluruhan motif dipenuhi oleh bunga delima yang khas Cina. Jadi ragam hias batik Lasem Cina peranakan pada awal-awal produksinya masih sangat bernuansa Cina.

Motif Bin Hause, tahun 1927
Sumber : Koleksi Pribadi, Teguh Santoso, Pekalongan
Terdapat Tulisan Tahun 1927, Verboden iminteren (Tidak Boleh ditiru)

Pada gambar diatas terdapat kain batik Lasem yang memiliki motif tumpal pada bagian pinggir kain, dan motif geometris, di diberi isen-isen motif bunga peony.


Budaya Cina nampak pada motif geometris dan bunga peoni. Bunga peoni bagi masyarakat Cina melambangkan bunga mulia dihormati di Cina terutama sebagai personifikasi keindahan, tetapi juga sebagai simbol feminitas dan prestasi. Di Cina serta di Indonesia, Peony hampir mirip dengan teratai, dan kebingungan ini diabadikan di Jawa dalam desain batik.27 Warna yang dominan pada kain batik di atas adalah warna merah khas Lasem. Batik ini diproduksi pada tahun 1927, yang merupakan pesanan dari orang Belanda, orang Belanda ingin agar batiknya secara ekslusif di buat satu dan tidak ada yang mencotoh motif ini, maka dalam kain batik tersebut terdapat keterangan Verboden iminteren, yang artinya tidak boleh ditiru.

Motif burung Phoeniks dan bunga teratai 1900-an
Sumber : Koleksi pribadi Cik Kien, Lasem doc.
 Terdapat Motif Burung Phoeniks, Ukel, dan Bunga Teratai

 Kain panjang pada gambar batik di atas diperkirakan dibuat pada tahun 1900-an, motif di dalamnya ada burung Phoeniks dan bunga teratai. Jika dilihat dari motifnya maka akan nampak motif burung phoeniks, bunga teratai yang mewakili budaya Cina. Bunga teratai paling sering ditemukan dalam seni tekstil, bunga teratai melambangkan kemuliaan yang dihormati di Cina terutama sebagai personifikasi keindahan, tetapi juga sebagai simbol feminitas dan prestasi. Sebagai tanaman, teratai tidak dikenal di Indonesia, tetapi menghiasi bordir dan batik di banyak bagian di Indonesia, terutama di daerah pesisir. Untuk burung Poeniks atau burung Hong bagi masyarakat Cina dianggap sebagai binatang surgawi, raja segala burung yang mampu bebas dari penderitaan.

Sedangkan unsur budaya Jawa yang nampak pada kain panjang diatas mulai terlihat, jika diamati pada background kain akan terlihat motif ukel yang memenuhi bagian latar belakang kain, atau istilah Jawa yang digunakan adalah isen-isen.

Baca Juga: Batik Pekalongan Indonesia | Koleksi Museum Batik Pekalongan, Museum Batik Indonesia

Untuk ragam hias warna yang tampil pada kain panjang diatas, yang terlihat dominan adalah warna merah, namun warna merah ini bukan merah yang terang khas Cina, namun warna merah ini adalah warna yang khas dari Lasem, yaitu warna merah darah ayam, warna ini memang tidak dapat ditiru oleh pembatik-pembatik dari daerah lain kecuali di Lasem. Hal ini terjadi karena warna merah yang indah hanya dapat dihasilkan dari perpaduan pewarna merah dengan air Lasem. Air Lasem memiliki kandungan mineral yang berbeda dari daerah lain, sehingga dapat menghasilkan warna merah yang sangat indah. Selain warna merah juga terdapat warna biru yang menambah keindahan kain batik Lasem.
Motif Bang Biron Ayam Hutan tahun 1910
Sumber : Koleksi Pribadi Cik Kien, Lasem. doc.
Terdapat Motif Gringsing 

Pada kain batik panjang di atas motif yang terlihat sebagai motif utama adalah ayah Hutan yang mewakili budaya Cina, dan ragam hias bunga yang bertebaran mendampingi motif ayam hutan. Makna ayam hutan bagi masyarakat Cina dikenal sebagai pahlawan gagah berani yang sulit dimengerti dan eksentrik. Penampilan luarnya yang gagah bisa dianggap sebagai simbol keyakinan dan kesiap-siagaan. Namun berdasarkan pengetahuan Feng Shui Logo ayam jantan melambangkan sesuatu yang bisa dipercaya. Unsur Jawa-nya terlihat pada isen-isen yang berbentuk bulatan-bulatan seperti sisik ikan, di Jawa motif ini dikenal dengan nama Gringsing.

sumber: e-Journal Pendidikan Sejarah

Labels: